Kamis, 30 April 2020

Home Visit ke Peserta Didik

 

APAKAH HOME VISIT ITU PENTING?



Masa pandemi  covid-19  berdampak pada proses pembelajaran di lembaga pendidikan. Baik formal, non forml maupun informal. Pada lembaga pendidikan formal peseta didik harus belajar di rumah. Pada pendidikan informal banyak yang diliburkan (peserta kembai ke rumah). Sedang di rumah, anak-anak bisa memiiki waktu lebih panjang bersama orangtu/ kleuarga masing-masing, Sehingga perubahan kebiasaan cara belajar mengalami perbedaan. Alternatif yang ada, pembelalajaran jarak jauh baik dilakukan  oleh pihak sekolah  maupun pihak lain.

Pembelajaran jarak jauh ini bisa online maupun melalui TVRI yang dipandu oleh guru sekolah secara online. Pembelajaran online dari guru terhadap peserta didik memiliki banyak perbedaan saat pembelajaran di kelas. Karena pembelajaran online kali ini tidak mengajar target kurukulum sebagaimana di kelas sebelum ada penyebaran virus corona.

MTs NW Aik Ampat Kecamatan Selong Kabupaten  LombokTimur memanfaatkan media sosial onlie WAG untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar jarak jauh tersebut. Sebagai gambaran pelaksaannya kelas dibuatkan grup WA. 

Grup kelas VIII-A seharusnya ada 26 peserta didik, tetapi hanya ada 14 anggota dengan 12 sebagai peserta didik dan 2 guru. Dengan kata lain peserta ddik ada dirup 46 % . Grup kelas VIII-B juga  13 peserta didik  dari 27 berarti 49 % dan kls VIII-C  ada  10 peserta didik dari 27 yang seharusnya, atu hanya ada 37 % yang ikut. Dari jumlah peserta yang masuk dalam grup tersebut pada saat jadwal berlangsung tidak bisa semua aktif.

Ketidak aktifan itu tampak pada kehadiran saat diskusi yang ditandai mengisi daftar hadir dengan melambaikan tangan. Juga saat mengumpulkan tugas, tidak setiap peserta didik bisa mengumpulkan tugas. Demikian juga saat mengisi soal latihan/ soal ulangan harian yang sekedar mengisi pilihan ganda secara online tidak 100 % bisa masuk data responnya.

Hal ini menjadi topik baru dalam diskusi di grup guru. Solusi yang seharusnya dilakukan. Sesuai arahan sarat edaran Home visite merupakan alternative tindakan agar guru paham keadaan peserta didik dan dukungan keluarga dalam pelaksaaan proses belajar mengajar. Dan kegiatan ini tetap sesuai dengan SOP phsikal distancing yang berlaku.

Guru mata pelajaran Matematika melakukan Home visite (home visit) bukan karena ada pelanggaran disiplin peserta didik. Tetapi tuntutan tanggung jawab bersilaturahmi dan terhadap mereka dan keluarga selama masa belajar di rumah. Pembelajaran online dengan meramu program kegiatan yang mendukung kenyamanan belajar telah berjalan satu bulan lebih. Dan juga melakukan home visit ke peserta didik. Pada kesempatan ini Kamis, 30 April 2020 home visit  di desa Penede Gandor kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur. 

Kedatangan guru Matematika ke rumah wali murid seakan aneh. Karena biasanya home visit dilakukan oleh Guru BP/BK. Dilakukan oleh guru BP/BK apabila ada penyimpangan atau undisplin terhadap peserta didik tersebut, atau pun dalam upaya pembinaan atau pengembangan kemampuan lain. Tetapi ini  merupakan hal baru juga bagi guru mata plajaran Matematika melakukan kunjunga ke rumah. Semetara suasana lebih baik stay at home.

Kunjungan  ini menjadi sesuatu yang cukup menggembirakan. Kunjungan guru diterima baik oleh wali murid. Hanya saja suasa berpuasa ya wajarlah tidak ada jamuan. che e ee. Guru pun tidak membawa oleh-oleh buat mereka. Setelah guru mengungkapkan maksud kedatangannya maka peserta didik berinisiatif tidak sendirian. Dia mencari teman yang rumahnya berdekatan. Sehingga ada lima anak berkumpul dan ditemani satu wali murid. 

Semua memakai masker dan duduk berjauhan. Tetapi dalam diskusi berikutnya posisi semakin merapat karena semua ingin dijelaskan materi yang pernah dibahas saat online. Mereka sangat serius dan ingin sekali bersekolah seperti biasa. Tetapi apa daya kondisi tidak bisa mengiyakannya. 

Usai belajar dan bercerita mereka meminta agar Guru datang juga ke rumah yang lain. Dengan senang juga guru ditunjukkan rumahnya. Di sana ada peserta didik yang sangat terkejut melihat kedatangan gurunya. Dia berlari mencari teman. Tetapi tampaknya mereka sangat malu, mengapa guru mau datang ke rumahnya. 


Berkumpullah empat lelaki peserta didik dan guru. Sengaja duduk di bawah pohon yang suasana segar alami dan banyak cahaya matahari.  Rupanya mereka tidak bermasker. Tidak mengapalah karena mereka satu rumah.


Dan mulailah berdiskusi tentang belajar di rumah. Mereka bisa menggunkan Handphone orang tua tetapi tidak slal ada quota. Perbincangan pun tidak lama seitar pukul 11.00 sampai 11.30 Wita. Bukan muatan materi pelajaran matematika yang dibicarakan tetapi bagaimana menjadi anak lelaki yang hebat di keluarga. 

Mereka bisa mengungkapkan bahwa dirinya sangat berharap lebih baik dalam ibadah, lebih baik dalam belajar dan lebih kreatif mumpung ada kesempatan.

Dari sedikit pengalaman home visite guru mata pelajaran  masa covid-19 ini dapat disimpulkan bahwa home visite menambah ikatan sosial juga emosional antara guru dan peserta didik serta keluarganya. Home visite membuat siraman segar bagi suasana belajar yag sedang lesu di rumah. Home visite bisa membantu berbagi ungkapan dari peserta didik atas harapannya dalam belajar.  

Kedatagan guru ke rumah peserta didik dapat menyampaikan informasi positif  yang lebih bisa dimengerti. karena anak kadang lebih percaya atas pesan guru dari pada pesan orang tua. Hal ini membuat orang tua ikut gembira juga.  Karena ada orang lain yang memperhatikan terhadap putra putrinya seama di rumah. 

Dengan demikian alangkah indahnya home visite ini bisa menjadi program setiap sekolah/ madrasah selama peserta didik menjalankan belajar di rumah. Dan ini mendukung berjalannya program pemerintah sebagaimana  tentang belajar di rumah yang waktunya berlangsug sementara  hingga bulan Juni 2020. Sebagaimana edaran di bawah ini. 


  




2 komentar:

UMROH UNTUK GURU

  UMROH UNTUK SEPULUH GURU LOMBOK TIMUR      Umroh dan Haji merupakan bagian dari ibadah dalam ajaran Islam.   Ibadah Haji dan Umroh tid...