Tanggal 2 Mei tahun 2020 peringatan Hari Pendidikan Nasional berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.Meskipun boleh diramaikan dengan berbagai kegiatan tetapi harus tetap mengukuhkan sosial distancing. Sehingga tidak setiap setiap lembaga pendidikan formal memeriahkannya. Sekolah/ madrasah lebih banyak tidak meramaikannya.
Hal di atas terjadi karena suasana yang tidak kondusif. Suasana pandemi covid-19 karena virus corona yang masih aktif menempel dan menginveksi banyak orang di wilayah Negeri tercinta. Mencegah penularan virus corona sangat diutamkan untuk keselamatan bersama dan juga mematuhi kebijakan aturan yang berlaku bagi bangsa Indonesia. Di mana Indonesia dinyatakan dalam keadaan pandemi covid-19.
Datangnya pandemi ini membuat kita banyak mengambil pelajaran, baik secara individual maupun kebangsaan. Karena individu maupun berbsama-sama secara nasioanal harus melawan seoptimal mungkin. Tanggung jawab bukan hanya pada pemerintah, tetapi seluruh elemen kebangsaan terlibat dengan sungguh-sungguh.
Kita sadar sepenuh hati bahwa pandemi ini ada campur tangan Yang Maha Esa. Maka hilangnya pun ada campur tanganNya juga. Sikap saling menyalahkan adalah sikap yang harus dihindarkan. Karena ini hanya membuat perpecahan di kalangan bangsa Indonesia sendiri.
Kita tetap belajar. Karena belajar bukan sebatas di depan papan tulis. Belajar bisa dilakukan di mana saja dan kondisi seperti apa pun bagi orang yang berakal. Corona mengajarkan kita untuk memperbaiki ibadah kepada Yang Maha Esa. Karena kematian itu mesti datang dan tidak bisa ditawar. Bukan corona yang membunuh tetapi taqdir kematian telah nyata. Corona menjadi perantara yang menunjukkan kematian bisa datang secara tiba-tiba.
Corona mengajarkan Prilaku hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Minimal dengan sering cuci tangan dengan sabun serta dengan air yang mengalir membudaya diberbagai lokasi. Corona mengajarkan tidak mudah meludah di sembarang tempat, tidak bersih tanpa menutup hidung.
Corona mengajarkan hidup untuk berbagi. Karena kita makluk sosial yang tidak wajar bila menterlantarkan sesama manusia. Maka meskipun hanya satu rupiah, atau dengan untaian doa kebaikan, atau pun selembar masker berbagi kepada yang membutuhkan itu sangat mulia.
Corona membuat individu menikmati hidup sederhana. Mobil yang mewah pun tidak banyak digunakan. Tempat wisata yang yang mengasikkan tak banyak dikunjungi. Bahkan makannan yang lezat pun kadang tak mudah diperoleh. Sehingga kadang menumbuhkan rasa untuk lebih mencintai desa yang banyak makananan lokal yang sangat sederhana. Bahkan bisa menumbuhkan rasa bagaimana memanfaatkan lingkungan rumah untuk menjadi tanaman produktif karena susahnya bepergian ke pasar dan ada kesempatan untuk berkarya.
Corona mengajarkan kita untuk berfikir tentang etika. Terutamai budaya etika dalam bergaul yang menyesuaikan ajaran yang membawa keselamatan dunia maupun akhirat. Etika menghargai orang yang berdedikasi terhadapa sesama. Karena tidak mungkin orang bisa damai tanpa bantuan orang lain.
.
Corona tanpa kita sadari benar-benar mengembalikan kehidupan keluarga yang lebih harmonis. Stay at home maupun Work From Home membuat keluarga lebih bermakna. Karena jika ada yang ke luar rumah hanyalah sebuah keperluan yang diketahui bersama. Semua anggota kelurga paham dengan kondisi sehingga tenaga medis yang tidak bisa menemani anggota keuarganya adalah karena tugas yang tidak bisa ditinggalkan. namun Ayah dan Ibu secara tulus kembali menjadi figur teladan pendidik bagi putra-putrinya di rumah.
Corona mengajarkan setiap diri untuk membaca sejarah. Karena datangnya coroa serupa dengan pandemi tahun tahun yang silam di berbagai negeri. Agar semua membuka mata bahwa apapun sebabnya yang terpenting adalah bagaimana mensikapinya
Nah pada peringatan Hardiknas 2 Mei 2020 kita bisa menyimak pidato Menteri Pendidikan Republik Indonesia. Teks pidatonya bisa kita renungkan bersama. Agar kita lebih sadar bagaimana proses pendidikan ini terus berjalan menuju harapan. Beiau berharap pembelajaran yang berkolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua terus dikembangkan dan berkelanjutan.
inilah kutipan teks
Pidato Menteri Pendidikan Nasional Repubkil Indonesia, tanggal 2 Mei tahun 2020.
Assalamu'alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam Sejahtera,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan
Bapak dan Ibu yang kami
muliakan dan segenap insan pendidikan di tanah air,
Selamat merayakan
Hari Pendidikan Nasional Tahun 2020.
Peringatan Hari
Pendidikan Nasional kali ini harus kita lakukan di tengah pandemi COVID-19.
Semoga kita semua diberikan kesehatan, kekuatan, dan semangat agar bisa melalui
masa sulit ini.
Saat ini kita sedang
melalui krisis COVID-19. Krisis yang memakan begitu banyak nyawa. Krisis yang
menjadi tantangan luar biasa bagi negara kita dan seluruh dunia. Tetapi, dai
krisis ini kita mendapatkan banyak sekali hikmah dan pembelajaran yang bisa
kita terapkan saat ini dan setelahnya.
Untuk pertama kalinya,
guru-guru melakukan pembelajaran secara daring atau online, menggunakan tools
atau perangkat baru, dan menyadari bahwa sebenarnya pembelajaran bisa terjadi
di manapun.
Orang tua, untuk pertama
kalinya menyadari betapa sulit tugas guru. Betapa sulitnya tantangan untuk bisa
mengajar anak secara efektif. Kemudian menimbulkan empati kepada guru yang
tadinya mungkin belum ada.
Guru, siswa, dan orang
tua sekarang menyadari bahwa pendidikan itu bukan sesuatu yang hanya bisa
dilakukan di sekolah saja. tetapi, pendidikan yang efektif itu membutuhkan
kolaborasi yang efektif dari tiga hal ini, guru, siswa, dan orang tua. Tanpa
kolaborasi itu, pendidikan yang efektif tidak mungkin terjadi.
Bapak dan Ibu yang kami
banggakan,
Kita sebagai
masyarakat juga belajar betapa pentingnya kesehatan. betapa pentingnya
kebersihan. Betapa pentingnya norma-norma kemanusiaan di dalam masyarakat kita.
Timbulnya empati,
timbulnya solidaritas di tengah masyarakat kita pada saat pandemi COVID-19 ini
merupakan suatu pembelajaran yang harus kita kembangkan. Bukan hanya di masa
krisis, tetapi juga di saat krisis ini telah berlalu.
Belajar memang tidak
terlalu mudah, tetapi inilah saatnya kita berinovasi. Saatnya kita melakukan
berbagai eksperimen. inilah saatnya kita mendengarkan hati nurani dan belajar
dari COVID-19. Agar kita menjadi masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa
depan.
Terima kasih telah
mengikuti anjuran Bapak Presiden untuk selalu menerapkan perilaku hidup bersih
dan sehat, serta tetap belajar, bekerja, dan beribadah di rumah saja.
Wassalamu'alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Om Shanti Shanti
Shanti Om,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan.
Pidato ini sebagaimana dalam edaran yang resmi tampak pada gambar di bawah ini.