APAKAH HOME VISIT ITU PENTING?
Masa pandemi covid-19 berdampak pada proses pembelajaran di lembaga pendidikan. Baik formal, non forml maupun informal. Pada lembaga pendidikan formal peseta didik harus belajar di rumah. Pada pendidikan informal banyak yang diliburkan (peserta kembai ke rumah). Sedang di rumah, anak-anak bisa memiiki waktu lebih panjang bersama orangtu/ kleuarga masing-masing, Sehingga perubahan kebiasaan cara belajar mengalami perbedaan. Alternatif yang ada, pembelalajaran jarak jauh baik dilakukan oleh pihak sekolah maupun pihak lain.
Pembelajaran jarak jauh ini bisa online maupun melalui TVRI yang dipandu oleh guru sekolah secara online. Pembelajaran online dari guru
terhadap peserta didik memiliki banyak perbedaan saat pembelajaran di kelas.
Karena pembelajaran online kali ini tidak mengajar target kurukulum sebagaimana
di kelas sebelum ada penyebaran virus corona.
MTs NW Aik Ampat Kecamatan Selong Kabupaten LombokTimur memanfaatkan media sosial onlie WAG untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar jarak jauh tersebut. Sebagai gambaran pelaksaannya kelas dibuatkan grup WA.
Grup kelas VIII-A seharusnya ada
26 peserta didik, tetapi hanya ada 14 anggota dengan 12 sebagai peserta didik
dan 2 guru. Dengan kata lain peserta ddik ada dirup 46 % . Grup kelas VIII-B juga
13 peserta didik dari 27 berarti 49 % dan kls VIII-C ada 10
peserta didik dari 27 yang seharusnya, atu hanya ada 37 % yang ikut. Dari jumlah
peserta yang masuk dalam grup tersebut pada saat jadwal berlangsung tidak bisa
semua aktif.
Ketidak aktifan itu tampak pada
kehadiran saat diskusi yang ditandai mengisi daftar hadir dengan melambaikan
tangan. Juga saat mengumpulkan tugas, tidak setiap peserta didik bisa
mengumpulkan tugas. Demikian juga saat mengisi soal latihan/ soal ulangan harian
yang sekedar mengisi pilihan ganda secara online tidak 100 % bisa masuk
data responnya.
Hal ini menjadi topik baru dalam diskusi di
grup guru. Solusi yang seharusnya dilakukan. Sesuai arahan sarat edaran Home visite merupakan alternative tindakan agar guru paham keadaan peserta didik dan
dukungan keluarga dalam pelaksaaan proses belajar mengajar. Dan kegiatan ini
tetap sesuai dengan SOP phsikal distancing yang berlaku.
Guru mata pelajaran Matematika
melakukan Home visite (home visit) bukan karena ada pelanggaran disiplin peserta didik.
Tetapi tuntutan tanggung jawab bersilaturahmi dan terhadap mereka dan keluarga
selama masa belajar di rumah. Pembelajaran online dengan meramu program
kegiatan yang mendukung kenyamanan belajar telah berjalan satu bulan lebih. Dan juga melakukan home visit ke peserta didik. Pada kesempatan ini Kamis, 30 April 2020 home visit di desa Penede Gandor kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur.
Kedatangan guru Matematika ke rumah wali murid seakan aneh. Karena biasanya home visit dilakukan oleh Guru BP/BK. Dilakukan oleh guru BP/BK apabila ada penyimpangan atau undisplin terhadap peserta didik tersebut, atau pun dalam upaya pembinaan atau pengembangan kemampuan lain. Tetapi ini merupakan hal baru juga bagi guru mata plajaran Matematika melakukan kunjunga ke rumah. Semetara suasana lebih baik stay at home.
Kunjungan ini menjadi sesuatu yang cukup menggembirakan. Kunjungan guru diterima baik oleh wali murid. Hanya saja suasa berpuasa ya wajarlah tidak ada jamuan. che e ee. Guru pun tidak membawa oleh-oleh buat mereka. Setelah guru mengungkapkan maksud kedatangannya maka peserta didik berinisiatif tidak sendirian. Dia mencari teman yang rumahnya berdekatan. Sehingga ada lima anak berkumpul dan ditemani satu wali murid.
Semua memakai masker dan duduk berjauhan. Tetapi dalam diskusi berikutnya posisi semakin merapat karena semua ingin dijelaskan materi yang pernah dibahas saat online. Mereka sangat serius dan ingin sekali bersekolah seperti biasa. Tetapi apa daya kondisi tidak bisa mengiyakannya.
Usai belajar dan bercerita mereka meminta agar Guru datang juga ke rumah yang lain. Dengan senang juga guru ditunjukkan rumahnya. Di sana ada peserta didik yang sangat terkejut melihat kedatangan gurunya. Dia berlari mencari teman. Tetapi tampaknya mereka sangat malu, mengapa guru mau datang ke rumahnya.
Berkumpullah empat lelaki peserta didik dan guru. Sengaja duduk di bawah pohon yang suasana segar alami dan banyak cahaya matahari. Rupanya mereka tidak bermasker. Tidak mengapalah karena mereka satu rumah.